Beranda | Artikel
Berdakwah Dalam Yang Haq dan Bersabar Didalamnya
Selasa, 21 Mei 2019

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim

Berdakwah Dalam Yang Haq dan Bersabar Didalamnya merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah TaslimM.A. dalam pembahasan Kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah karya Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 30 Jumadal Akhirah 1440 H / 07 Maret 2019 M.

Status Program Kajian Kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah

Status program kajian kitab Ar-Risalah At-Tabukiyyah: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap Kamis pagi, pukul 07:00 - 08:00 WIB.

Download juga kajian sebelumnya: Mengembalikan Setiap Permasalahan kepada Allah dan RasulNya

Kajian Islam Ilmiah Tentang Berdakwah Dalam Yang Haq dan Bersabar Didalamnya

Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala berkata bahwa sempurnanya kebahagiaan dunia akhirat, setelah kita mempelajari dan memahami petunjuk yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kemudian berusaha mempraktekannya, ditambah dua hal lagi. Yaitu yang pertama berdakwah mengajak manusia ke jalan petunjuk ini, yang kedua adalah bersabar dan bersungguh-sungguh ketika menegakkan dakwah.

Inilah puncak dari kebahagiaan manusia. Sebab yang akan menghindarkan mereka dari segala bentuk keburukan dan kerugian.

Maka tersimpullah kesempurnaan hidup manusia di atas 4 tahapan atau tingkatan kebaikan. Yaitu:

  1. memahami petunjuk yang dibawa oleh para Rasul ‘Alaihimush Shalatu was Salam,
  2. mengamalkannya,
  3. menyebarkan dan mendakwahkannya kepada manusia,
  4. kesabaran dan kesungguhan dalam menunaikan dan mempraktekkan semua itu.

Inilah kesempurnaan manusia. Makanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan para Nabi dan para Rasul ‘Alaihimush Shalatu was Salam menempuh jalan ini dan memiliki 4 tingkatan ini secara sempurna.

Sudah kita bahas kemarin makna firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjelaskan jalannya Rasul dan orang-orang yang mengikutinya.

قُلْ هَـٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّـهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّـهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ ﴿١٠٨﴾

Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf[12]: 108)

Inilah jalan sunnah, jalan yang membawa kepada petunjuk Allah dan keridhaanNya. Pengikut sunnah adalah orang yang berdakwah di atas ilmu setelah mereka paham, setelah mereka praktekkan, lalu mengajak manusia untuk mengikutinya.

Inilah jalan sunnah. Dan dengan inilaah Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih para Nabi dan para Rasul ‘Alaihimush Shalatu was Sallam serta memuliakan pewaris para Nabi dan para Rasul.

Keterangan dari para ulama, di antaranya termasuk Imam Ibnul Qayyim sewaktu menjelaskan tentang kedudukan yang mulia dalam Islam, mereka selalu mengartikan bahwa kedudukan yang paling pantas untuk meraihnya adalah orang-orang yang mempelajari petunjuk sunnah Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan mengamalkannya.

Contoh ketika Imam Ibnul Qayyim menafsirkan tentang wali Allah, siapakah wali Allah yang disebutkan di dalam hadits qudsi yang shahih? Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مَنْ عادَى ليَ ولِيّاً، فقدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ

“Barangsiapa yang memusuhi kekasihku maka sungguh aku telah menghubungkan peperangan kepadanya.” (HR. Bukhari Muslim)

Ketika menafsirkan hadits qudsi yang agung ini, Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala menyampaikan komentar beliau di kitab Miftah Daris Sa’adah, beliau berkata bahwa pewaris para Nabi adalah orang-orang yang mempelajari sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan mereka inilah pemimpinnya para wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Coba kita perhatikan, petunjuk Allah diturunkan untuk memuliakan manusia. Maka barangsiapa yang lebih banyak memahami dan mengamalkan petunjukNya, mengajak manusia untuk mengikuti petunjukNya serta bersabar dalam melakukan semua itu, berarti dialah yang paling tinggi kedudukannya, paling mulia, paling berbahagia di dunia dan di akhirat nanti, karena inilah jalan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala pilihkan bagi hamba-hamba yang dimuliakan disisiNya.

Kita ketahui bersama bahwa nilah makna yang tersimpul dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam surat al-‘Ashr yang sangat terkenal:

وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ﴿٣﴾

Demi waktu, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam keburukan, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih serta mereka saling menasehati, saling mewasiatkan untuk berpegang teguh dengan kebenaran dan mereka saling mewasiatkan untuk berpegang teguh dengan kesabaran.” (QS. Al-‘Asyr[103]: 1-3)

Empat tingkatan yang disebutkan di surat Al-‘Asyr ini adalah orang-orang yang dikecualikan dari kerugian dan keburukan yang menimpa manusia.

Kata Imam Ibnu Qayyim selanjutnya, maka barangsiapa keinginannya atau tekad dalam dirinya benar-benar menginginkan atau merindukan untuk mengenal petunjuk para Sahabat Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhum Ajma’in dan dia benar-benar ingin mengikuti jalan mereka, maka inilah jalan mereka yang sesungguhnya. Tidak ada orang yang mengaku-ngaku atau sekedar pengakuan semata, tetapi ada bukti.

Jalan mereka sangat gamblang. Dijelaskan dalam ayat-ayat Al-Qur’an, hadits-hadits yang shahih, riwayat-riwayat para Sahabat, dinukil dan dicetak di buku-buku para ulama. Jalan mereka ada, silakan mengikutinya. Tidak perlu dengan pengakuan, tidak perlu dengan banyak berbicara, tapi tunjukkan dengan bukti. Jalan mereka sudah sangat gamblang, tinggal mengikutinya.

Dan yang menyimpang dari jalan mereka, jelas akan tersesat.

وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ

Janganlah kalian mengikuti jalan-jalan yang menyimpang yang akan menyesatkan kalian dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Sad[38]: 26)

Imam Ibnul Qayyim membawakan ucapan seorang penyair yang mengatakan:

Kalau kamu menginginkan bisa mengikuti para Sahabat, maka tempuhlah jalan mereka

Jalan mereka telah diterangkan dengan jelas dan gamblang di ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih, maka ini sangat terang dan jelas bagi orang-orang yang menempuhnya

Maka tidak ada alasan bagi manusia ketika mereka meninggalkan petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, karena semua telah jelas, telah gamblang. Diterangkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang Shahih riwayat Imam Ahmad dan yang lainnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

قَدْ تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ

“Sungguh-sungguh telah aku tinggalkan kalian wahai kaum Muslimin di atas petunjuk yang putih bersih, terang-benderang, malamnya seperti siangnya, tidaklah menyimpang atau menyeleweng dari petunjuk yang terang-benderang ini kecuali orang-orang yang memang akan binasa.” (HR. Ibnu Majah)

Inilah jalan mereka. Yang barangsiapa ingin menempuhnya dengan sungguh-sungguh dan selalu berdo’a kepada Allah, maka insyaAllah Allah Subhanahu wa Ta’alamudahkan baginya untuk menempuh jalan keselamatan ini.

Simak penjelasannya pada menit ke – 12:10

Download dan Sebarkan mp3 Ceramah Agama Islam Tentang Berdakwah Dalam Yang Haq dan Bersabar Didalamnya


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47153-berdakwah-dalam-yang-haq-dan-bersabar-didalamnya/